TEORI PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KARDINAL
TEORI PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KARDINAL
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah sebuah
kegiatan yang berkaitan erat dengan proses pembelian barang atau jasa. Sebelum
membeli barang atau jasa, konsumen biasanya melakukan berbagai macam
pertimbangan, seperti mempertimbangkan harga, kualitas, serta fungsi atau kegunaan
dari barang atau jasa tersebut.
- Tingkat Pendapatan
- Tingkat Pendidikan
- Tingkat dan Jenis Kebutuhan
- Kebiasaan Masyarakat
- Status Sosial
- Selera Masyarakat
Secara umum perilaku konsumen dibagi menjadi dua, yaitu ada perilaku yang bersifat rasional dan ada perilaku yang bersifat irasional.
Ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat rasional antara
lain:
- Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan.
- Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen.
- Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin.
- Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen.
Ciri-ciri perilaku konsumen yang bersifat irasional antara lain:
- Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau karena ingin pamer.
- Konsumen lebih mementingkan merek daripada nilai guna barang.
- Konsumen sangat mudah dipengaruhi oleh iklan dan promosi yang cenderung bombastis.
PENGERTIAN PENDEKATAN KARDINAL
Pendekatan kardinal adalah salah satu
cara dalam menganalisis perilaku konsumen berdasarkan asumsi bahwa tingkat
kepuasan pelanggan atau konsumen dapat diukur dengan satuan nominal tertentu,
seperti uang, jumlah, atau unit.
Oleh karena itu, pendekatan ini disebut
juga dengan pendekatan kardinal (cardinal approach). Pendekatan ini juga
mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka barang tersebut akan semakin diminati.
UKURAN KEPUASAN PENDEKATAN KARDINAL
- Total Utility, yaitu ukuran dari jumlah kepuasan total yang dirasakan dan diperoleh konsumen saat menggunakan produk dan jasa. Contoh; misalnya pembelian jeruk mandarin oleh konsumen Superindo yang meningkat. Minggu pertama ludes 60 kuintal dan meningkat menjadi 90 kuintal di minggu kedua.
- Marginal Utility, yaitu ukuran nilai kepuasan yang diperoleh konsumen saat memiliki lebih dari satu unit barang atau jasa. Contoh; misalnya ketika memesan 3 loyang pizza. Loyang pertama merasa puas dan merasa kenyang. Lalu pada loyang kedua sudah tak terlalu antusias dan di loyang ketiga sudah ingin memuntahkannya.
Teori kardinal digagas dan dikembangkan oleh Hermann Heinrich Gossen, William Stanley Jevons dan Leon Walras. Para ahli ekonomi tersebut beranggapan bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa bergantung nilai guna yang dirasakan oleh penggunanya.
CIRI - CIRI PENDEKATAN KARDINAL
- Kepuasan diukur dalam satuan unit (util), sehingga dapat dikuantifikasi.
- Konsumen bersifat rasional, artinya
- Konsumen selalu ingin memaksimalkan kepuasan dengan batasan anggarannya
- Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan;
- Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen; dan
- Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen.
HUKUM GOSSEN I DAN HUKUM GOSSEN II
Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh
Hermann Heinrich Gossen berbunyi seperti ini:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu
jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen
akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan
memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.”
Contoh penerapan Hukum Gossen I.
Jika kamu sedang makan saat berbuka
puasa, maka santapan dari piring pertama luar biasa enaknya. Anggap saja nilai
kepuasanmu sebesar 9 util. Namun kepuasan berkurang saat kamu terus menambah
makan hingga piring ketiga, misalnya menjadi 5 util saja.
Sedangkan Hukum Gossen 2 menyatakan:
“Jika konsumen melakukan pemenuhan
kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang
tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat kepuasan yang optimal jika
konsumsinya berada saat rasio marginal utility (MU) berbanding lurus dengan
harga yang sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”
FUNGSI TEORI KONSUMSI PENDEKATAN KARDINAL
- Menjadi alat ukur mengenai nilai guna dari konsumsi produk yang kamu jual.
- Memberikan informasi mengenai perilaku konsumen yang menggunakan produkmu.
- Alat untuk menilai tingkat kepuasan konsumen.
KRITIK DAN KELEMAHAN PENDEKATAN KARDINAL
- Sifatnya sangat subyektif dan tidak adanya alat ukur yang tepat dan sesuai. Walaupun disepakati satuan kepuasan dinyatakan dengan “util” namun 3 util di barang A tidak selalu setara dengan 3 util di barang B.
- Pengaruh nilai uang terhadap kepuasan. Orang yang punya uang banyak akan merasa suatu barang seharga 1 juta biasa saja dibandingkan orang yang memiliki uang sedikit.
- Penurunan kepuasan sangat sulit diterima sebagai aksioma sebab dari segi psikologis sukar dinilai.
PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PENDEKATAN KARDINAL
Pendekatan kardinal menganggap
bahwa kepuasaan seseorang bisa diukur secara kuantitatif. Penilaiannya bersifat
subjektif. Pendekatan ini dianalisis dengan menggunakan marginal
utility.
Pendekatan kardinal menganggap
bahwa kepuasaan seseorang bisa diukur secara kuantitatif. Contohnya makan nasi,
piring pertama tingkat kepuasan lebih tinggi daripada piring kedua, ketiga, dan
seterusnya.
CARA MENENTUKAN KEPUASAN MAKSIMUM KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KARDINAL
Pedekatan Marginal Utility (Kardinal)
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang
bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai
kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai
kepuasan yang sama pada berbagai barang.
https://www.untag-sby.ac.id/
Komentar
Posting Komentar